Dunia seni Indonesia memiliki kekayaan yang tak ternilai, dan salah satu aspek yang sangat menonjol adalah sinden. Sinden sering dijumpai sebagai penyanyi wanita dalam pentas kesenian tradisional, seperti pertunjukan wayang dan pagelaran musik gamelan. Namun, peran sinden lebih dari sekadar sebagai penyanyi; mereka adalah sosok penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi serta warisan budaya Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinden adalah penyanyi wanita yang tampil dalam seni gamelan atau pertunjukan wayang, baik wayang golek maupun wayang kulit. Meskipun sinden dikenal sebagai penyanyi, mereka memainkan peran yang jauh lebih kompleks dan signifikan dalam konteks budaya dan spiritual.
Sinden berasal dari kata “pasindhian” yang berarti kaya akan tembang atau nyanyian. Istilah ini juga dapat merujuk pada kata “sendu” dan “ing” yang berarti menyayat atau emosional, menggambarkan karakteristik suara sinden yang dapat membangkitkan emosi dan menyentuh hati.
Selain dari kata “pasindhian,” sinden juga dikenal dengan sebutan “waranggana,” yang berarti perempuan yang bernyanyi sendiri. Sinden tidak hanya bernyanyi secara individu, tetapi juga bisa bernyanyi secara berkelompok sesuai dengan kebutuhan pentas. Dalam pertunjukan wayang, sinden memainkan peran yang sangat penting. Mereka tidak hanya menyanyi sebagai bagian dari musik gamelan, tetapi juga dapat berfungsi sebagai penghibur pada adegan limbukan dan goro-goro, di mana mereka mungkin menari atau menjadi bahan lelucon bersama dalang.
Pada awalnya, posisi sinden saat pertunjukan wayang berada di depan penari dan di belakang dalang serta pemain gender. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, posisi sinden kini berada di sebelah kanan dalang dan menghadap ke arah penonton, memberikan tampilan yang lebih terfokus.
Perubahan zaman juga membawa munculnya sinden pria yang memiliki suara merdu seperti wanita, meskipun mereka tetap berdandan sebagai laki-laki. Kehadiran sinden tidak terlepas dari iringan musik Jawa, yang telah ada sejak zaman kerajaan dengan alat-alat musik seperti gamelan, seruling, gong, dan genong, yang semuanya berasal dari hasil bumi.
Sinden bukan sekadar penyanyi biasa; mereka memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari penyanyi pada umumnya dan menjadikannya penjaga tradisi serta budaya Nusantara. Berikut adalah beberapa ciri khas sinden:
Ciri khas ini tidak hanya menjadikan sinden sebagai bagian integral dari khazanah musik tradisional Indonesia, tetapi juga sebagai penjaga dan pelestari budaya yang patut dihargai dan dilestarikan.
Teknik menyanyi sinden, yang dikenal dengan nama teknik sindhenan, adalah bagian penting dari seni sinden. Teknik ini mencakup berbagai unsur penting yang saling terkait dan memerlukan keterampilan serta latihan yang mendalam. Berikut adalah beberapa teknik sindhenan yang sering digunakan:
Teknik-teknik sindhenan ini digunakan oleh sinden untuk menghasilkan suara yang indah, penuh makna, dan mampu menyentuh hati para pendengar. Mempelajari dan menguasai teknik-teknik ini memerlukan proses panjang dan dedikasi, namun hasilnya akan sangat memuaskan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pelestarian budaya.
Dengan sejarah yang kaya, fungsi yang penting, ciri khas yang unik, dan teknik menyanyi yang kompleks, sinden merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang berharga. Melalui keindahan suara mereka dan peran mereka dalam pertunjukan, sinden membantu menjaga dan melestarikan tradisi serta memperkaya khazanah seni Nusantara.