Setelah sukses menarik perhatian publik melalui single “Hoping You’ll Be Mine” yang telah didengar lebih dari satu juta kali di Spotify, Abeliano kembali mengukir prestasi dengan merilis single terbarunya. Musisi muda kelahiran Jakarta pada 8 Maret 2001 ini memperkenalkan karya ketiganya yang bertajuk “Tak Pernah Sendiri”, sekaligus menjadi lagu pertama Abeliano yang sepenuhnya berbahasa Indonesia.
Single ini menjadi momen penting dalam perjalanan karier Abeliano yang baru memulai langkahnya di industri musik. Jika dua single sebelumnya menggunakan bahasa Inggris, kini Abeliano memberanikan diri untuk menulis lirik dalam bahasa Indonesia, sebuah tantangan yang ia hadapi dengan penuh semangat meskipun mengaku mengalami kesulitan di awal proses kreatifnya.
Menariknya, “Tak Pernah Sendiri” terpilih menjadi single ketiga bukan karena perencanaan yang matang dari awal, melainkan sebuah kejutan yang tidak terduga. Awalnya, Abeliano hanya ingin mencoba menciptakan lagu berbahasa Indonesia, namun ia merasa belum puas dengan hasilnya. Saat tim A&R dari Sony Music mendengar salah satu lagu yang ia ciptakan, meskipun lagu tersebut menarik perhatian, Abeliano merasa belum siap merilisnya sebagai single.
“Menurutku, lagu yang dipilih oleh tim A&R masih belum sempurna. Jadi, aku menawarkan lagu lain, yaitu ‘Tak Pernah Sendiri’. Tak disangka, mereka langsung menyukai lagu ini dan memutuskan untuk memilihnya sebagai single ketiga,” ungkap Abeliano dalam sebuah wawancara.
Keputusan untuk memilih “Tak Pernah Sendiri” menunjukkan bagaimana proses kreatif Abeliano selalu berkembang secara organik, di mana lagu-lagu yang ia ciptakan selalu lahir dari pengalaman dan perasaan pribadi yang dalam. Lagu ini, menurut Abeliano, adalah karya yang sangat personal dan merupakan refleksi dari masa-masa sulit yang pernah ia alami.
Abeliano menceritakan bahwa “Tak Pernah Sendiri” lahir dari perasaan kesepian yang menghantuinya di masa lalu. Dalam kondisi emosional yang tidak stabil, ia menemukan cara untuk menuangkan perasaan tersebut melalui musik, menghasilkan lirik yang jujur dan penuh makna.
“Waktu itu aku sedang merasa tidak baik. Banyak pikiran berkecamuk, dan aku merasa kesepian. Dari perasaan itu, lahirlah lagu ini, dimulai dari lirik pertama, ‘Pernahkah kau melihat ku mengeluh menyesali hariku’. Lagu ini ingin mengingatkan kita bahwa sebenarnya kita tidak pernah benar-benar sendirian. Selalu ada orang yang mendukung kita, meskipun kita tidak selalu menyadarinya,” jelas Abeliano.
Melalui lagu ini, Abeliano tidak hanya berbicara kepada dirinya sendiri, tetapi juga kepada semua orang yang merasa sedang berada di titik terendah dalam hidup mereka. Pesan yang dibawanya sederhana namun kuat: bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada seseorang yang mendengarkan dan menemani kita, baik itu teman, keluarga, atau bahkan melalui karya seni seperti lagu ini.
Dalam produksi “Tak Pernah Sendiri”, Abeliano bekerja sama dengan Mikha Angelo, seorang musisi dan produser yang dikenal luas di Indonesia. Kolaborasi ini menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bagi Abeliano, yang merasakan antusiasme dan dukungan dari Mikha dalam proses pembuatan lagu tersebut.
“Ini adalah pertama kalinya aku menulis lagu full dalam bahasa Indonesia, dan jujur, aku merasa deg-degan. Tapi aku juga nggak sabar melihat bagaimana para pendengar akan merespons lagu ini. Semoga ‘Tak Pernah Sendiri’ bisa diterima dengan baik dan menjadi lagu yang berarti bagi banyak orang,” ungkap Abeliano dengan penuh harap.
Kolaborasi ini berhasil menghadirkan nuansa baru dalam musik Abeliano. Dengan produksi yang matang dan penulisan lirik yang kuat, “Tak Pernah Sendiri” diharapkan dapat memberikan pengalaman mendalam bagi para pendengar yang mencari hiburan sekaligus penghiburan.
Salah satu hal yang paling menonjol dari single ketiga Abeliano ini adalah pesan kuat yang ingin ia sampaikan. Lagu ini bukan hanya sebuah karya musik, melainkan juga sebuah pernyataan kepada siapa saja yang pernah merasa terasing atau terjebak dalam perasaan kesepian.
“Jangan pernah merasa khawatir jika hari-harimu terasa berat. Ingatlah, kalian tidak pernah sendirian dalam menghadapi kesulitan tersebut. Selalu ada teman, baik yang secara langsung maupun tidak langsung, yang siap menemani dan mendukung kalian,” ujar Abeliano, menyampaikan pesan yang penuh empati dan penghiburan.
Lewat lagu ini, Abeliano berharap pendengarnya dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi masa-masa sulit, serta mengingat bahwa ada orang-orang di sekitar mereka yang peduli dan siap membantu. Lagu ini dirancang untuk menjadi teman bagi mereka yang merasa terpuruk, dan memberikan semangat untuk terus maju.
Abeliano menyederhanakan deskripsi lagu “Tak Pernah Sendiri” dengan tiga kata yang mencerminkan keseluruhan suasana dan pesan lagu ini: gembira, teman, dan semangat. “Nada lagunya memang terasa gembira, meskipun liriknya berbicara tentang kesendirian. Lagu ini dimaksudkan untuk menjadi teman bagi pendengarnya, dan tentunya, memberikan semangat kepada mereka yang membutuhkannya,” jelasnya.
Perpaduan antara nada yang ceria dan lirik yang mendalam menjadi daya tarik tersendiri bagi lagu ini, menciptakan keseimbangan antara rasa kesepian dan harapan. Dengan pendekatan seperti ini, Abeliano berharap “Tak Pernah Sendiri” bisa menghibur dan menguatkan siapa saja yang mendengarnya.
Meskipun Abeliano telah merilis tiga single di bawah naungan Sony Music, ia merasa bahwa perjalanannya di dunia musik baru saja dimulai. Sebagai musisi yang terus ingin belajar dan berkembang, Abeliano selalu mencari cara untuk bereksplorasi dan memperluas cakrawala musiknya.
Penggemar musisi seperti Tulus, Hindia, dan Pamungkas ini berkomitmen untuk terus menciptakan karya-karya yang jujur dan relevan, sambil tetap menggali pengalaman pribadinya sebagai sumber inspirasi utama.
Dengan “Tak Pernah Sendiri”, Abeliano tidak hanya memberikan sebuah lagu, tetapi juga sebuah pengalaman emosional yang bisa dirasakan oleh banyak orang. Di tengah perjalanan kariernya yang masih panjang, lagu ini menjadi tonggak penting yang menandai langkah baru bagi musisi muda berbakat ini.