Rencana aksi teror yang mengincar konser Taylor Swift, The Eras Tour, di Wina pada awal Agustus lalu diungkapkan menargetkan pembunuhan “begitu banyak” nyawa. Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur CIA, David S. Cohen, dalam Intelligence and National Security Summit, seperti yang diberitakan oleh New York Post pada Kamis (29/8).
Menurut Cohen, CIA mendapatkan informasi tersebut dari otoritas Austria yang berhasil menggagalkan rencana teror tepat semalam sebelum konser digelar. Dalam pernyataannya, Cohen mengungkapkan, “Mereka merencanakan membunuh dalam jumlah yang begitu banyak. Puluhan ribu orang di konser ini, saya yakin banyak dari mereka orang Amerika.” Pernyataan ini menegaskan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi dan seberapa besar potensi bahaya bagi para pengunjung konser.
Kepolisian Austria, dengan dukungan intelijen dari badan-badan internasional, berhasil melakukan penangkapan terhadap dua individu yang diduga memiliki afiliasi dengan ISIS. Cohen menyebutkan bahwa “Pihak Austria dapat melakukan penangkapan tersebut karena badan itu dan mitra kami di komunitas intelijen memberikan mereka informasi tentang apa yang direncanakan oleh kelompok terafiliasi ISIS ini.”
Konser yang dijadwalkan berlangsung selama tiga malam, dari 8 hingga 10 Agustus 2024, di Ernst Happel Stadium, Wina, akhirnya dibatalkan setelah penangkapan dua simpatisan ISIS pada 7 Agustus 2024. Kepala keamanan Austria, Franz Ruf, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa salah satu tersangka, seorang pria berusia 19 tahun, telah menyatakan sumpah setia kepada ISIS “dalam beberapa minggu terakhir.” Pembatalan ini menyebabkan kekecewaan mendalam di kalangan ratusan ribu penggemar yang telah menantikan konser tersebut.
Taylor Swift, yang memilih untuk tetap diam mengenai insiden tersebut hingga tur Eropa-nya berakhir, akhirnya memberikan komentar setelah konser lima malam di London yang menandai penutup The Eras Tour leg Eropa. Dalam unggahan Instagram pada Kamis (22/8), Swift mengungkapkan rasa sakit hati dan keprihatinannya terkait pembatalan konser di Wina. “Pembatalan pertunjukan kami di Wina sungguh menyakitkan,” tulis Swift.
Dia melanjutkan, “Alasan pembatalan membuat saya punya ketakutan yang baru, dan rasa bersalah yang sangat besar karena begitu banyak orang yang berencana datang ke acara tersebut.” Namun, Swift juga menyatakan rasa syukurnya terhadap pemerintah setempat atas upaya mereka dalam mencegah tragedi, “Saya sangat bersyukur atas pemerintah setempat karena berkat mereka, kita berduka atas konser bukannya nyawa. Saya tersentuh atas cinta dan persatuan yang saya lihat dari para fans yang bersatu.”
Swift menegaskan komitmennya untuk menjaga keselamatan para penggemar selama tur. “Izinkan saya perjelas: saya tidak akan berbicara secara terbuka bila saya rasa akan bisa memicu pihak yang ingin mencelakakan penggemar yang datang ke acara-acara saya,” ujarnya. “Dalam kasus seperti ini, ‘diam’ sebenarnya menunjukkan pengekangan, dan menunggu untuk mengekspresikan diri pada saat yang tepat. Prioritas saya adalah menyelesaikan tur Eropa kita dengan aman, dan dengan sangat lega saya dapat mengatakan kami berhasil melakukannya.”
Konser di London, yang dihadiri oleh sekitar 90 ribu orang setiap malam, berlangsung dengan aman, dan Swift menyebutnya sebagai “membawaku kembali ke tempat yang tenang tanpa beban.” Pengalaman ini menunjukkan keberhasilan upaya menjaga keselamatan dalam situasi yang penuh tantangan dan memberikan kelegaan kepada Swift serta para penggemarnya.